banner 728x250

Proyek Drainase Batu Urip Taba Disorot: Diduga Abaikan Kualitas dan Tanpa Papan Merek

banner 120x600
banner 468x60

LUBUKLINGGAU – Proyek pembangunan drainase di Kelurahan Batu Urip Taba, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Sumatera Selatan, yang menggunakan Dana Alokasi Umum (DAU) melalui skema Swakelola, menuai sorotan tajam. Pelaksanaan proyek ini dinilai terkesan mengabaikan kualitas dan menjadi perbincangan karena ketiadaan papan merek informasi proyek.

​Berdasarkan pantauan awak media di lokasi pada Senin (24/11/2025), proses pembangunan drainase yang sedang berlangsung diduga tidak menggunakan pondasi pada sebagian struktur yang baru didirikan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terkait daya tahan dan kualitas bangunan tersebut.

banner 325x300

​Pengakuan Pekerja dan Keterangan Pokmas

​Seorang pekerja yang diwawancarai di lokasi kegiatan, mengaku hanya bertindak sebagai pelaksana dan menyarankan awak media untuk menemui Kepala Tukang yang bernama Robet.

​”Saya di sini hanya kerja saja, saya dari Pelita Jaya, coba tanya dengan kepala tukang saja namanya Robet,” ujarnya.

​Sementara itu, Amir, Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) pelaksana proyek, memberikan pembelaan terkait anggaran dan proses pelaksanaan.

​”Alhamdulillah tahun ini berbeda dengan tahun belakang, dengan angka seratus tujuh puluh [juta] anggaran, kalau di PU tidak sesuai, tapi kami bisa melaksanakannya,” kata Amir.

​Mengenai ketiadaan papan merek, Amir berdalih bahwa proyek tersebut menggunakan Dana Kelurahan, sehingga tidak memiliki papan informasi layaknya proyek dari Dinas Pekerjaan Umum (PU).

​”Terus kegiatan ini tidak ada papan merek karena ini kan dana kelurahan,” paparnya.

​Skema Anggaran dan Pujian Camat

​Amir juga menyinggung skema pencairan anggaran yang diklaim tidak bertahap dan mencontohkan alokasi dana untuk Rukun Tetangga (RT).

​”Pencairan tahapannya tidak ada, sekaligus di kegiatan ini. Kalau menurut Juknis/RT tiga belas juta, tapi bagaimana kalau RT-nya banyak, habis,” tambahnya.

​Meski demikian, Amir mengklaim bahwa proyek ini mendapat apresiasi. “Camat juga mengambil sampel kegiatan ini untuk contoh,” ungkapnya.

​Persyaratan Hibah dan Pembangunan Baru

​Di tempat terpisah, Lurah Kelurahan Batu Urip Taba, Mahali, membandingkan proyek ini dengan proyek serupa di tempat lain. Ia menekankan pentingnya hibah dari masyarakat untuk kelancaran pembangunan.

​”Pembangunan drainase ini harus ada hibah, mumpung masyarakat memberi hibah. Kalau untuk pembangunan drainase ini kami buat baru, bukan seperti di tempat lain cuma rehab,” pungkas Mahali, menggarisbawahi bahwa proyek di wilayahnya adalah pembangunan infrastruktur baru, bukan sekadar perbaikan.

​Pihak terkait, termasuk Kepala Tukang Robet dan instansi pengawas, diharapkan dapat memberikan klarifikasi mengenai dugaan pengabaian kualitas, khususnya terkait tidak adanya pondasi, demi memastikan Dana Alokasi Umum (DAU) yang bersumber dari uang negara digunakan secara optimal dan menghasilkan bangunan yang berkualitas.

Catatan: Dalam penulisan berita, tanggal kejadian (24/11/2025) disajikan sebagai konteks pantauan media. Angka “seratus tujuh puluh” diasumsikan sebagai “seratus tujuh puluh juta” (Rp170.000.000) yang merupakan nilai anggaran proyek.

Berita : Mahmud Al Jupri

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *