Diduga Abaikan Spek, Proyek Pembangunan Toilet SMP N 4 Lubuklinggau Jadi Sorotan
LUBUKLINGGAU – Proyek Pembangunan Toilet di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) 4 Kota Lubuklinggau, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran (TA) 2025 dan dikerjakan oleh CV Linggau Putra, diduga mengabaikan spesifikasi teknis (spek) yang telah ditetapkan.
Dugaan ini muncul setelah tim awak media melakukan pemantauan langsung di lokasi proyek pada hari Kamis (4/12/2025).
Temuan di Lapangan: Pondasi dan Slop Tak Sesuai Standar?
Dari hasil pantauan, tim mendapati beberapa kejanggalan dalam pengerjaan pondasi dan slop beton.
-
Pondasi: Diduga tidak digali sebagaimana mestinya.
-
Slop Beton: Ketinggian slop hanya berkisar antara 16 cm hingga 18 cm.
-
Pemasangan Cincin (Sengkang): Jarak pemasangan cincin terlihat mencapai 25 cm.
Temuan ini menimbulkan kekhawatiran terkait kualitas dan ketahanan bangunan toilet yang sedang dibangun.
Klaim Kontraktor Berbeda dengan Fakta
Ketika dikonfirmasi, ‘Bowo’ selaku kepala tukang di lokasi proyek, berdalih bahwa pengerjaan yang dilakukan sudah sesuai dengan standar.
“Kedalaman pondasi 20 cm dan tinggi pondasi 40 cm, tinggi slop 20 cm. Hingga global 80 cm, jarak pasangan cincin lima belas sampai dua puluh (15-20 cm),” kilahnya.
Namun, pengakuan Bowo berubah setelah didesak lebih lanjut. Ia akhirnya mengakui adanya kekurangan volume dalam pekerjaan proyek tersebut.
“Iya benar pak, dikit pak saya dapat dari proyek ini. Pengawas dari dinas tidak ada kesini, konsultan nya aja ada pak. Bosnya Rudi,” ungkap Bowo, seraya menyebut bahwa ia hanya mendapatkan keuntungan yang sedikit dari proyek tersebut.
Pengakuan ini semakin memperkuat dugaan adanya praktik pengurangan volume (kurang spek) yang dapat merugikan kualitas bangunan dan negara.
Minim Pengawasan Dinas
Tidak adanya pengawas dari dinas terkait di lokasi proyek juga menjadi sorotan serius. Pengawasan yang longgar atau bahkan nihil dari pihak berwenang dapat menjadi celah bagi kontraktor untuk melakukan pelanggaran spesifikasi dan pengurangan volume pekerjaan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak CV Linggau Putra dan Dinas terkait belum memberikan keterangan resmi mengenai dugaan pengabaian spesifikasi ini.
Berita : Mahmud Al Jupri


















