banner 728x250

Jembatan Sungai Lalan Mangkrak, Pemerintah Dikecam: “Rakyat Butuh Aksi, Bukan Janji Kosong

banner 120x600
banner 468x60

Informasijitu.com_

MUSI BANYUASIN — Waktu terus berjalan, tapi penyelesaian Jembatan Sungai Lalan yang rusak akibat ditabrak tongkang batu bara masih gelap tanpa kepastian. Di tengah janji manis pemerintah dan pihak pelayaran, warga hanya disuguhi kebohongan berulang dan pemandangan rangka jembatan yang kian menyedihkan.

banner 325x300

Sudah berbulan-bulan sejak insiden maut di perairan Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) itu terjadi, namun tak ada perbaikan berarti. Bahkan papan informasi proyek pun tak terlihat. Hanya puing, diam, dan rapat-rapat tanpa hasil konkret.

“Katanya mau cepat diselesaikan, tapi jangankan perbaikan, papan proyek saja tak ada. Yang muncul cuma janji dan rapat doang,” ujar seorang warga dengan nada kesal.

 

Jembatan Mati, Ekonomi Rakyat Tersendat

Jembatan Sungai Lalan bukan sekadar infrastruktur — ia adalah urat nadi perekonomian warga. Putusnya akses ini telah melumpuhkan aktivitas perdagangan, membuat distribusi barang terhambat, dan membuat pelaku usaha kecil merugi.

Namun yang lebih menyakitkan, hingga kini tidak ada kejelasan siapa yang bertanggung jawab atas kerusakan jembatan tersebut. Pemerintah daerah dan provinsi justru saling lempar tanggung jawab, sementara pihak pelayaran yang tongkangnya menghantam jembatan seolah kebal hukum.

“Jangan jadikan ini panggung pencitraan. Rakyat tidak butuh pidato, kami butuh jembatan!” tegas seorang aktivis pemantau kebijakan publik Sumatera Selatan.

 

Pelanggaran Nyata, Hukum Didiamkan

Padahal, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dengan tegas menyebut bahwa setiap pelaku pelayaran yang merusak fasilitas umum wajib mengganti kerugian dan memulihkan kondisi semula. Namun realitas di lapangan berkata lain: hukum menguap, dan pelanggar tetap melenggang.

Investigasi tak kunjung tuntas, pihak pelayaran tak tersentuh, dan otoritas pelabuhan pun bungkam. Kinerja Dinas Perhubungan bak hantu — tidak terlihat, tidak terdengar, dan tidak bergerak.

 

Jembatan Lalan: Monumen Gagalnya Negara

Jika kondisi ini dibiarkan, Jembatan Sungai Lalan bukan lagi sekadar infrastruktur yang rusak — ia adalah simbol kegagalan negara dalam menjaga fasilitas publik dan melindungi rakyatnya. Ketiadaan tindakan nyata hanyalah cermin dari pemerintahan yang lebih sibuk merangkai kata daripada bekerja. Warga tidak butuh seremonial. Tidak butuh wacana. Mereka hanya ingin satu hal: jembatan mereka kembali berdiri. Sementara itu Dishub belum ada tanggapan apapun hingga berita ini di tayangkan

Penulis : Joni Marsis

Editor : Andika saputra

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *