Informasijitu.com_
Artikel _ Sejak tahun 1980an, tiga gerakan besar yang mendasari kesenjangan sosial: globalisasi, finansialisasi, dan meritokrasi.
Persaingan menjadi persaingan global, kapital menguasai seluruh dunia tanpa hambatan untuk mencari titik pajak terendah, dan pada saat yang sama orang kaya meyakinkan diri mereka sendiri (secara salah) bahwa mereka telah mendapatkan kesuksesan.
Hal ini menciptakan kesenjangan yang semakin mendalam, tidak hanya secara ekonomi, namun juga secara sosial. Meskipun hingga dua dekade yang lalu tema sosio-ekonomi sangat menentukan hasil pemilu, perjuangan untuk mendapatkan pengakuan sosial kini memainkan peran utama: keinginan untuk didengarkan.
Politik yang tidak berdaya
Demokrasi politik tidak menginspirasi dan demokrasi ekonomi tidak berdaya. Politisi terlalu banyak berbicara dalam bahasa ekonom dan kesejahteraan, namun rakyat masih terbelenggu kemiskinan. Hal ini menunjukkan pandangan yang buruk terhadap politik jika Anda mempertimbangkan semua kepentingan seperti halnya sengketa tanah adat yang selalu berpihak pada kapitalis. Tujuan politik bukanlah untuk menengahi kepentingan-kepentingan yang bersengketa, namun untuk melampaui kepentingan-kepentingan tersebut dan memperjuangkan kebaikan masyarakat secara keseluruhan. Komunitas politik memerlukan perumusan dan pembelaan kepentingan publik yang transenden, alih-alih menjadikan kepentingan pribadi sebagai kekuatan utama.
Ketidakberdayaan politik dalam beberapa dekade terakhir hanya sekedar mengikuti hukum pasar dan tidak cukup melindungi warganya dari meningkatnya kesenjangan ekonomi. Jika orang kaya juga percaya bahwa kekayaan mereka adalah hasil usaha mereka sendiri, maka kesenjangan akan semakin melebar karena perasaan terhina secara sosial. Untuk membalikkan keadaan, kita perlu mengakui ketidakpuasan yang mendalam ini dan mendapatkan kembali ekonomi politik kewarganegaraan yang diilhami secara moral.
Demokrasi
Tujuan kapitalis tak lain membunuh demokrasi. Negara ini bukan lagi demokrasi, melainkan oligarki: kekuasaan ada di tangan sekelompok kecil orang super kaya yang menyuplai dana untuk kampanye politisi-politisi. Tentu saja, mereka tidak hanya memberikannya begitu saja, mereka ingin mempromosikan kepentingan mereka sendiri dengan uang tersebut. Oleh karena itu, uang mereka memberi mereka pengaruh langsung terhadap politik. Tapi bukan hanya itu yang bisa mereka lakukan dengan aset mereka. Misalnya, mereka juga bisa merekrut pelobi. Di Amerika, hal ini lebih ekstrem dibandingkan di Eropa, namun hal ini juga berlaku di sini sampai batas tertentu. Lihat saja daftar lobi Uni Eropa. Ini adalah jumlah uang yang sangat besar dan sayangnya memang benar bahwa kekuatan lobi akan meningkat seiring dengan semakin banyaknya dana yang disalurkan ke dalamnya.’
Ketidakpercayaan
Ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan, pada kenyataannya, terhadap semua orang yang melakukan sesuatu demi kebaikan bersama dapat diasumsikan bahwa manusia hanya termotivasi oleh imbalan ekstrinsik – uang, status – dan motivasi intrinsik tidak berperan, padahal terdapat banyak bukti bahwa manusia mempunyai kombinasi keduanya. Motivasi intrinsik itulah yang berkontribusi terhadap masyarakat yang lebih baik.
Palembang, 01 September 2024
Gesah Politik Ade Indra Chaniago – Indra Darmawan K
Editor ; Andika Saputra